SIYASAH SYARI’AH
Disusun Untuk Memenuhi Tugas
Individu
Pada Mata Kuliah Materi PAI
Mts/MA 2
Dosen Pengampu:
Moch. Sya’roni Hasan, M.Pd.I
Oleh:
Elysa Nurul Qomaria
2014.001.2780
PRODI S-1 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH
AL URWATUL WUTSQO-JOMBANG
TAHUN AKADEMIK
2015/2016
PEMBAHASAN
A. Siyasah Syari’ah
1. Pengertian Khilafah
Khilafah menurut bahasa adalah خلف
يخلف خلافة berarti
menggantikan, menjadi kholifah, kepemimpinan atau menjadi penguasa.[1]Khilafah ini sinonim dengan imamah atau imarah
yang ketiganya mempunyai arti pemerintahan atau kepemimpinan. Dari segi bahasa
ketiga kata tersebut mengalami pengeseran arti menjadi pemerintah, sehingga
kata khilafah, imamah atau imarah adalah sebutan untuk lembaga politik yang
mengatur pemerintahan.[2]
Menurut istilah adalah suatu struktur pemerintah yang pelaksanaanya diatur
berdasarkan syari’at islam. Dimana aspek-aspek yang berkenaan dengan
pemerintahan seluruhnya berdasarkan ajaran islam.
Khilafah disebut juga imamah yakni
kepemimpinan menyeluruh yang berkaitan dengan urusan agama dan urusan dunia
sebagai pengganti fungsi rosullullah SAW, jadi khilafah adalah kepemimpinan
umum bagi seluruh kaum muslimindi seluruh dunia, untuk menegakkan hokum-hukum
syariat islam dan sekaligus mengemban dakwah islam ke seluruh penjuru dunia.[3]
Adapun kholifah berarti pengganti Nabi Muhammad SAW.Sebagai kepala
Negara dan pemimpin agama. Khalifah ini perlu diwujudkan oleh umat islam untuk
menciptakan persatuan dan kesatuan, untuk memelihara ketertiban kehidupan
bersama umat islam.
Allah SWT
berfirman.
y وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا
الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الأرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ
مِنْ قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَى لَهُمْ
وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِنْ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا يَعْبُدُونَنِي لا
يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا وَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ
الْفَاسِقُونَ [4]
Artinya: dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman
di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh- sungguh
akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan
orang-orang sebelum mereka berkuasa, [5]
1
|
Jika dilihat dari cakupan wilayahnya, maka khalifah
dapat dibagi menjadi dua:
a. Khilafah yang berskala nasional yaitu
bentuk suatu Negara yang memiliki wilayah tertentu dengan batas-batas tertentu
serta memiliki kedaulatan yang utuh dan penuh. Contoh Bani Umayah, Bani
Abbasiyah, dll.
b. Khilafah
yang skala internasional yaitu kekuasaan bagi umat islam sedunia yang tidak
menentukan wilayah tertentu.[6]
2. Dasar-dasar
Khilafah
Khilafah yang dibangun dan dibentuk oleh Nabi Muhammad
SAW berlandaskan pada dasar-dasar kokoh yang pada prinsipnya untuk menegakkan
kalimat Allah SWT. Dasar-dasar
tersebut antara lain :
Artinya: Katakanlah:
"Dia-lah Allah, yang Maha Esa.[8]
Artinya: Dan Tuhanmu adalah Tuhan yang Maha Esa; tidak ada
Tuhan melainkan Dia yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.[10]
b. Dasar
persamaan derajat sesama umat manusia. Pada dasarmya manusia itu derajatnya
sama yang membedakan satu sama lain hanyalah ketaqwaannya.
Artinya: Sesungguhnya orang yang paling mulia
diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. [12]
c. Dasar
persatuan islamiyah yaitu prinsip untuk menggalang persatuan dan kesatuan dalam
islam. Allah menjelaskan dalam Al Qur’an sebagai berikut:[13]
Artinya: Dan berpeganglah
kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai,[15]
d. Musyawarah
atau kedaulatan rakyat. Allah menjelaskan dalam Al Qur’an sebagai berikut:
وَالَّذِينَ اسْتَجَابُوا لِرَبِّهِمْ وَأَقَامُوا
الصَّلاةَ وَأَمْرُهُمْ شُورَى بَيْنَهُمْ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ[16]
Artinya: Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya
dan mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarat
antara ssmereka; dan mereka menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada
mereka.[17]
e. Keadilan
dan kesejahteraan bagi seluruh umat.
Firman Allah dalam Al Qur’an sebagai berikut:
إِنَّ
اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تُؤَدُّوا الأمَانَاتِ إِلَى أَهْلِهَا وَإِذَا
حَكَمْتُمْ بَيْنَ النَّاسِ أَنْ تَحْكُمُوا بِالْعَدْلِ إِنَّ اللَّهَ نِعِمَّا
يَعِظُكُمْ بِهِ إِنَّ اللَّهَ كَانَ سَمِيعًا بَصِيرًا. يَا أَيُّهَا
الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الأمْرِ
مِنْكُمْ فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ
إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ
وَأَحْسَنُ تَأْوِيلا[18].
Artinya: Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) Berlaku adil dan berbuat
kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji,
kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat
mengambil pelajaran.[19]
Kelima dasar atau prinsip tersebut harus
senantiasa dijadikan landasan dalam menetapkan setiap kebijakan khilafah
(pemerintahan) sehingga tujuan khilafah dapat terwujud dengan sebaik-baiknya.
3. Tujuan khilafah
Secara umum tujuan khilafah adalah untuk
mewujudkan kehidupan masyarakat yang adil dan makmur, sejahtera lahir dan batin
serta memperoleh ampunan dan ridha Allah SWT.[20]Dalam surat as-Saba’:15
ô لَقَدْ كَانَ لِسَبَإٍ فِي مَسْكَنِهِمْ آيَةٌ جَنَّتَانِ عَنْ
يَمِينٍ وَشِمَالٍ كُلُوا مِنْ رِزْقِ رَبِّكُمْ وَاشْكُرُوا لَهُ بَلْدَةٌ
طَيِّبَةٌ وَرَبٌّ غَفُورٌ[21]
Artinya: Sesungguhnya bagi kaum Saba' ada
tanda (kekuasaan Tuhan) di tempat kediaman mereka Yaitu dua buah kebun di
sebelah kanan dan di sebelah kiri. (kepada mereka dikatakan): "Makanlah
olehmu dari rezki yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kamu
kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan yang
Maha Pengampun".[22]
Secara Khusus tujuan khilafah adalah:
a.
Melanjutkan kepemimpinan Islam setelah Nabi Muhammad SAW wafat
b.
Berupaya untuk memelihara keamanan dan ketahanan agama dan negara
c.
Mengupayakan kesejahteraan lahir dan batin dalam rangka memperoleh
kebahagiaan di dunia dan diakhirat
4. Hikmah
Khilafah
Di antaranya
adalah :
a. Membina
persatuan dan kesatuan ummat.
b. Dapat
menegakkan syari`at agama islam ditengah-tengah masyarakat.
c. Dapat
memberi contoh bahwa khilafah islam dan sistem pemerintahan islam yang ada itu
lebih baik dari pada lainnya.
d. Keamanan,
ketertiban, dan keselamatan ummat dapat lebih ditegakkan.
e. Dapat
memajukan dan mensejahterakan ummat.
5. Pengertian
Kholifah
Khalifah berarti orang-orang yang menggantikan Nabi Muhammad Saw
dalam kedudukannya sebagai pemimpin agama dan kepala negara sesudah Nabi wafat.[25]Bukan menggantikan posisi kenabiannya akan tetapi hanya sebatas
kholifah saja. Khalifah pertama dalam struktur pemerintahan islam adalah Abu
bakar Shiddiq, Khalifah kedua Umar bin Khattab, Usman bin Affan, dan Ali bin
Abi Tholib, empat sahabat ini disebut dengan Khulafaur Rosyidin, Artinya adalah
para kepala negara yang bijaksana.[26]
Jabatan kholifah berikutnya dipangku oleh para pemuka dari Bani
Umayyah seperti khalifah Mu’awiyah bin Abi Sofyan, Umar bin Abdul Aziz dan
lain-lain. Pada masa
Abbasiyah dipegang oleh Harun Al Rosyid dan lain-lain. Adapun kholifah sesudah itu disebut dengan
nama Amir, sultan atau dengan nama yang umum yaitu kepala negara atau presiden.[27]
6. Syarat-syarat
Kholifah
Untuk
menjadi khalifah seseorang harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
a.
Beragama islam dan laki-laki.
b.
Memiliki ilmu yang cukup luas
c.
Mampu melaksanakan pengawasan terhadap apartur pemerintahan dalam
melakasanakan hukum.
d.
Adil
e.
Tidak cacat pada anggota badan dan panca inderanya
f.
Dipilih oleh ahlul halli wal aqdi ( MPR )melalui permusyawaratan.
7. Pengangkatan
Kholifah
Pemerintah dalam islam menganut sistem pemerintahan yang demokrasi,
oleh karena itu pada prinsipnya pengangkatan kholifah dilakukan oleh seluruh
masyarakat
atau umat islam. Di dalam sejarah
islam bahwa masalah pengangkatan kholifah dapat dilakukan dengan berbagai cara,
antara lain:
a.
Pengangkatan kholifah dipilih oleh para pemimpin umat, seperti
pemilihan Abu Bakar As Shiddiq sebagai kholifah yang pertama.
b.
Pengangkatan kholifah diusulkan oleh kholifah terdahulu, seperti
pengangkatan kholifah Umar Bin Khottob atas usulan Abu Bakar As Shiddiq.
c.
Pengangkatan kholifah dengan jalan pemilihan umum secara langsung,
seperti kholifah Umar bin Abdul Azis.
d.
Pengangkatan kholifah melalui persetujuan rakyatnya, karena berjasa
dalam mengembangkan islam ke suatu daerah, seperti pengangkatan Sultan Salim di
Mesir.
Secara keseluruhan dapat diketahui bahwa cara pemilihan dan
pengankatan kholifah lebih mementingkan aspirasi rakyat, bukan kehendaknya
sendiri. Oleh karea itu pemilihan kholifah dalam islam dilaksanakan dengan dua
cara, yaitu:
a.
Pemilihan secara langsung, artinya setiap ummat islam yang sudah
mempunyai hak pilih, dapat menentukan pilihannya yang dikehendaki untuk menjadi
kholifah.
b.
Pemilihan secara tidak langsung, yaitu pemilihan melalui ahlul
hallil wal aqdi atau wakil-wakil rakyat yang berhak memutuskan segala sesuatu
yang berkaitan dengan urusan ummat islam.
8. Bai’at
Kholifah
Bai’at artinya sumpah kesetiaan, sumpah kepercayaan, dan sekarang
disebut dengan pelantikan. Isinya
berupa ikrar pengangkatan seseorang menjadi khalifah berdasarkan al-Quran dan Sunnah
serta janji melaksanakan keadilan-keadilan
dalam arti yang sebenar-benarnya.
Setelah khalifah mengucapkan sumpah setia, ia menyampaikan pidato
pengangkatan kholifah seperti yang dilakukan oleh Abu Bakar As Shiddiq yang
isinya antara lain:
“Saudara-saudara,
saya telah diangkat untuk mengendalikan urusanmu padahal saya bukanlah orang yang terbaik diantaramu, maka jika saya
menjalankan tugas dengan baik ikutilah saya, tetapi jika saya berbuat salah maka hendaklah saudara-saudara
betulkan. Orang yang saudara-saudara pandang kuat, saya pandang lemah, hingga
saya dapat mengambil hak dari padanya, sedangkan orang yang saudara-saudara
pandang lemah, saya pandang kuat, hingga kamu dapat memberikan haknya
kepadanya. Hendaklah saudara-saudara taat kepada saya selama saya taat kepada
Allah swt dan Rasul-Nya, tetapi bilamana saya tidak mentaati Allah dan Rasul-Nya saudara-saudara
tidak perlu mentaati saya”.[28]
9. Hukum Pengangkatan Kholifah
Para ulama’ sudah sepakat bahwa hukum pengangkatan
kholifah itu hukumnya, Fardhu kifayah bagi seluruh kaum muslimin. Hal ini berdasarkan beberapa alasan, yaitu:
a. Allah
menjanjikan akan menjadikan kholifah bagi orang yang beriman dan beramal sholeh
sesuai berfirman Allah SWT QS, An-nur
: 55
y وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا
الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الأرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ
مِنْ قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَى لَهُمْ
وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِنْ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا يَعْبُدُونَنِي لا
يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا وَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ
الْفَاسِقُونَ[29]
Artinya: dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang
beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-
sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah
menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan
bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar
akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman
sentausa. [30]
b.
Secara rasional tidak mungkin dapat menyempurnakan
kewajiban agama, sepertimembela agama, negara dan keamanan tanpa adanya
kholifah.
c. Kesepakatan sahabat. Saat Rasulullah wafat
para sahabat mendahulukan musyawarah tentang kholifah dari pada urusan jenazah
Rasulullah SAW, menunjukkan bahwa masalah kholifah lebih penting dari pada
masalah lainnya.
10. Hak dan Kewajiban Rakyat
Hak rakyat pada dasarnya sama dengan hak asasi
manusia yang harus dipenuhi dan di lindungi oelh negara.[31] Hak-hak dasar antara lain:
a. Hak hidup dan jaminan keamanan. Firman Allah
SWT
Artinya: Sesungguhnya Kami menghidupkan dan
mematikan dan hanya kepada Kami-lah tempat kembali (semua makhluk).[33]
b. Hak mendapat keadilan. Firman Allah SWT.
Artinya: .... dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara
manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. [35]
c. Hak berfikir dan mengeluarkan pendapat. Firman Allah
SWT
Artinya: Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil
pelajaran (dari firman Allah).[37]
d. Hak kebebasan beragama. Firman Allah SWT:
Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); [39]
Selain memperoleh hak-hak sebagai rakyat juga terdapat
kewajiban untuk dilaksanakan, antara lain:
a. Tunduk dan patuh pada kholifah yang sah. Firman Allah
SWT:
يَا أَيُّهَا
الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الأمْرِ
مِنْكُمْ[40]
Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan
ulil amri di antara kamu.[41]
b. mentaati segala peraturan-peraturan negara.
c. membela negara dan cinta tanah air.
d. menjaga persatuan dan kesatuan antar bangsa.
e. menciptakan kesejahteraan dan kemakmuran bersama.
f. menjunjung tinggi hak asasi dan
kebebasan orang lain.
B. Majlis
Syuro
1. Pengertian majlis syuro
Dilihat dari segi bahasa majlis syuro berarti
“ tempat musyawaroh”, sedangkan menurut istilah adalah lembaga permusyawaratan
atau badan yang ditugasi untuk memperjuangkan kepentingan rakyat melalui jalan
musyawaroh. Firman Allah SWT:
فَبِمَا
رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ
لانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ
فِي الأمْرِ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ
الْمُتَوَكِّلِينَ [44]
Dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. kemudian apabila kamu
telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah
menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.[45]
Pada Zaman Rasululloh belum ada majlis syuro namun
beliau senantiasa memberi contoh kepada para sahabat untuk bermusyawarah dalam
memecahkan berbagai persoalan dalam urusan keagamaan atau masyarakat.
2. Pengertian Ahlul Halli Wal Aqdi
Ahlul Halli Wal Aqdi adalah para wakil rakyat
yang mempunyai anggota majlis permusyawaratan. Menurut imam fahruddin Al Rozi,
yang dimaksud Ahlul Halli Wal Aqdi adalah para Alim ulama’ dan para kaum cendekiawan yang dipilih rakyat
untuk mewakili mereka.
Dengan demikian Ahlul Halli Wal Aqdi dapat
pula diinterpretasikan dari para ulama’, cendekiawan dan atau pemimpin-pemimpin
yang mempunyai kedudukan atau potensi di tengah-tengah masyarakat, sehingga
mereka dapat dipilih dan dipercaya dalam menyampaikan aspirasi masyarakat
dengan baik, pada akhirnya buah pilihan mereka nanti akan ditaati oleh seluruh
rakyat, berarti dengan pilihan itu kedaulatan akan didukung sepenuhnya oleh
semua rakyat. Rasulululloh bersabda
3. Syarat-syarat menjadi anggota Majlis Syuro
Untuk menjadi anggota majlis syuro seseorang harus
memenuhi berbagai persyaratan:
a. memiliki kepribadian yang jujur, adil dan penuh
tanggung jawab.
b. memiliki ilmu pengetahuan yang luas sesuai
dengan bidang keahliannya dan bertaqwa kepada Allah.
c. memiliki keberanian untuk memperjuangakan
kebenaran dan keadilan serta teguh dalam pendirian meskipun resikonya besar.
d. merakyat, artinya senantiasa peka dan peduli terhadap
kepentingan rakyat.
e. Berjiwa ikhlas, dinamis dan kreatif.
f. Dipilih oleh rakyat sesuai asas demokrasi.
4. Hak dan Kewajiban Majlis Syuro
Berikut ini disajikan beberapa hak dan kewajiban majlis
syuro sebagai lembaga tertinggi negara yaitu:
a. memilih, mengangkat memberhentikan khalifah
b. mewakili rakyat dalam bermusyawarah dengan
khalifah untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan dan berbagai kepentingan
rakyat.
c. membuat UU bersama bersama khalifah demi
memantapkan pelaksanaan hukum Allah.
d. Menetapkan garis-garis program negara yang
akan dilaksanakan khalifah.
e. menetapkan anggaran belanja negara.
f. merumuskan gagasan dan strategi untuk
mempercepat tercapainya tujuan negara.
g. menghadiri sidang majlis syura setiap saat
persidangan.
5. Hikmah Adanya Majlis Syura.
Melalui musyawaroh dalam majlis syura dapat diperoleh
beberapa hikmah antara lain :
a. melaksanakan perintah Allah dan mencontoh
perbuatan Rasulullah tentang musyawarah untuk menyelesaikan persoalan hidup dan
kehidupan umat islam.
b. Melahirkan tanggung jawab bersama terhadap
keputusan yang ditetapkan karena keputusan tersebut ditetapkan oleh wakil-wakil
rakyat yang dipilih sesuai dengan kemampuan dan tanggung jawabnya.
c. Melahirkan keputusan dan ketetapan yang baik
dan bijaksana karena keputusan tersebut ditetapkan oleh banyak pihak
d. Menghindari perselisihan antar golongan yang
dapat mengakibatkan kehancuran dan kerugian negara. Allah berfirman:
يَا أَيُّهَا
الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الأمْرِ
مِنْكُمْ فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ
إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ
وَأَحْسَنُ تَأْوِيلا[46]
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya),
dan ulil amri di antara kamu. kemudian jika kamu berlainan Pendapat tentang
sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya),
jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu
lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.[47]
e. Memilih pimpinan yang terbaik dan disetujui
semua pihak karena itu kualitasnya akan lebih dapat dipertanggungjawabkan..
f. Mengurangi bahkan menghilangkan keluh kesah
yang mengakibatkan penyelewengan sebagai akibat dari keputusan yang tidak atau
kurang representatif.
g. Memberikan pendidikan politik yang baik,
praktis dan murah.
h. Menjalin hubungan yang harmonis antara manusia
dengan tuhannya dan hubungan sesama umat manusia, khususnya umat islam.
i. Menciptakan persatuan dan kesatuan karena
hasil musyawarah biasanya merupakan jalan tengah yang memiliki daya tarik semua
pihak. Jadi hasilnya bisa mengikat semua pihak.
j. Mewujudkan keadilan karena putusan hasil
musyawarah telah disetujui oleh semua pihak maka hasilnya bersifat adil untuk
semua pihak.
k. Menciptakan kerukunan dan ketahanan umat
sehingga dapat menangkal berbagai rongrongan dan ancaman terhadap negara dan
pemerintah.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1. Khilafah adalah suatu struktur pemerintah yang
pelaksanaanya diatur berdasarkan syari’at islam. Dimana aspek-aspek yang
berkenaan dengan pemerintahan seluruhnya berdasarkan ajaran islam.
Hal-hal yang bersangkutan dengan khilafah:
a.Pengertian khilafah.
b.dasar-dasar khilafah.
c.Tujuan khilafah.
d.Hikmah khilafah.
e.Pengertian kholifah
f.Syarat-syarat menjadi kholifah
g.pengangkatan kholifah.
h.Bai’at kholifah.
i.hukum pengangkatan kholifah.
j.hak dan kewajiban rakyat
2. Majlis syuro berarti “ tempat musyawaroh”,
sedangkan menurut istilah adalah lembaga permusyawaratan atau badan yang
ditugasi untuk memperjuangkan kepentingan rakyat melalui jalan musyawaroh.
Hal-hal yang bersangkutan dengan majlis syuro:
a. Pengertian majlis syuro.
b. Ahllul halli wal’aqdi
c. Syarat-syarat menjadi majlis syuro
d. hak dan kewajiban majlis syuro
e. hikmah majlis syuro.
|
Husein, Ahmad. Dkk. Fiqih Modul Hikmah. Sragen: Akik Pusaka. 2009
Jamil, Ahmad.
Dkk. Fiqih al-Fath. Gresik:
CV. Putra Kembar Jaya. 2008
Masyuhudi, Ali. Dkk. Fiqih Kompetitif. Gresik: Sarana Cendikia.2003
Departemen Agama Republik
Indonesia. Al-Qur’an Terjemah Bandung : Syaamil Qur`an. 2009
[2]Ahmad Husein, Dkk, Fiqih Modul Hikmah, ( Sragen: Akik Pusaka, 2009),
3.
[3]Ali Masyuhudi, Dkk, Fiqih Kompetitif, ( Gresik: Sarana
Cendikia,2003), 2.
[6]Ali Masyuhudi, Dkk, Fiqih Kompetitif, ( Gresik: Sarana Cendikia,
2003), 3.
[11]Al-Hujurat[]: 13
[14]Al-Imran []: 103.
[20]Ali Masyuhudi, Dkk, Fiqih Kompetitif, ( Gresik: Sarana Cendikia,2003), 3.
[25]Ahmad Husein, Dkk, Fiqih Modul Hikmah, ( Sragen: Akik Pusaka, 2009),
6.
Komentar
Posting Komentar