BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Para
rasul adalah manusia pilihan yang bertugas menyampaikan ajaran Allah kepada
umat manusia. Ajaran Allah yang tertuang dalam kitab-kitab suci Allah
disampaikan oleh para rasul. Oleh karenya, iman kepada rasul merupakan
kewajiban merupakan kewaajiban bagi manusia yang beriman. Iman kepada rasul
berarti beriman kepada Allah SWT. Sebaliknya tidak beriman kepada para rasul
berarti juga tidak mengimani Allah SWT .
Beriman
kepada rasul berarti percaya dan meyakini apa yang disaampaikan serta percaya
akan sifat-sifat luhur yang dimilikinya. Bagaimana kita mencintai para rasul?
Disni kami akan membahas bagaimana cara kita mencintai rasul dan meneladani
sifat-sifat beliau.
B.
Rmusan Masalah
1.
Bagaimana pengertian dan pentingnya beriman kepada rasulallah?
2.
Apa dalil yang menunjukkan kebenaran adanya rasulallah?
3.
Apa sifat-sifat rasulallah?
4.
Bagaimana perilaku yang mencerminkan beriman dan mencintai
rasulallah?
C.
Tujuan Pembahasan
1.
Agar mengerti pengertian dan pentingnya beriman kepada rasulallah.
2.
Mengetahui bukti kebenaran adanya rasulallah.
3.
Mampu menguraikan sifat-sifat rasulallah
4.
Mampu mengamalkan perilaku yang mencerminkan beriman dan mencintai
kepada rasulallah
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Pengertian Dan Pengtingnya Beriman Kepada Rasul Allah SWT.
Kata iman berasal dari kata اَمَنَ
يُؤْمِنُ artinya kepercayaan atau percaya. Secara istilah iman
adalah membenarkan dalam hati mengucapkan dengan lisan dan berbuat dengan
seluruh anggota badan. Jadi iman kepada
Rasul Allah adalah percaya dengan sepenuh hati bahwa, Allah telah mengutus
Rasul-rasul-Nya agar menyampaikan wahyu Allah pada manusia serta mengajak pada
kebaikan dan jalan yang diridhoi Allah. Beriman kepada Rasul juga berarti
mempercayai apa yang dikatakan dan apa yang diperbuat oleh Rasul. Oleh karena
itu, orang yang beriman akan berbuat sebagaimana dicontohkan oleh Rasul,
sebagai konsekuensinya, orang mukmin akan
mencintai Nabi Muhammad Saw melebihi
cintanya kepada orang tua dan anaknya.
Sesuai dengan sabda Nabi berikut:
حَدَّثَنَا
يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ قَالَ حَدَّثَنَا ابْنُ عُلَيَّةَ عَنْ عَبْدِ
الْعَزِيزِ بْنِ صُهَيْبٍ عَنْ أَنَسٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ ح و حَدَّثَنَا آدَمُ قَالَ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ
أَنَسٍ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يُؤْمِنُ
أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَالِدِهِ وَوَلَدِهِ وَالنَّاسِ
أَجْمَعِينَ
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Ya'qub bin
Ibrahim berkata, telah menceritakan kepada kami Ibnu 'Ulayyah dari Abdul 'Aziz
bin Shuhaib dari Anas dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam Dan telah
menceritakan pula kepada kami Adam berkata, telah menceritakan kepada kami
Syu'bah dari Qotadah dari Anas berkata, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda: "Tidaklah beriman seorang dari kalian hingga aku lebih dicintainya
daripada orang tuanya, anaknya dan dari manusia seluruhnya". (HR. Bukhori Muslim)
Iman kepada Rasul merupakan rukun iman yang
ke-4. Seorang mukmin akan mendapat dosa besar
apabila tidak mengimaninya, karena iman kepada rasul hukumnya wajib. Yang
sudah dijelaskan dalam QS. Al-Baqarah, 2 : 177 & 285
لَيْسَ الْبِرَّ أَنْ تُوَلُّوا
وُجُوهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَلَكِنَّ الْبِرَّ مَنْ آمَنَ
بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَالْمَلائِكَةِ وَالْكِتَابِ وَالنَّبِيِّينَ
وَآتَى الْمَالَ عَلَى حُبِّهِ ذَوِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينَ
وَابْنَ السَّبِيلِ وَالسَّائِلِينَ وَفِي الرِّقَابِ وَأَقَامَ الصَّلاةَ وَآتَى
الزَّكَاةَ وَالْمُوفُونَ بِعَهْدِهِمْ إِذَا عَاهَدُوا وَالصَّابِرِينَ فِي
الْبَأْسَاءِ وَالضَّرَّاءِ وَحِينَ الْبَأْسِ أُولَئِكَ الَّذِينَ صَدَقُوا
وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُتَّقُونَ
Artinya: bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu
kebajikan, akan tetapi Sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah,
hari Kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta
yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin,
musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan
(memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan
orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang
sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. mereka Itulah
orang-orang yang benar (imannya); dan mereka Itulah orang-orang yang bertakwa.
كُلٌّ آمَنَ بِاللَّهِ وَمَلائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ
وَرُسُلِهِ لا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْ رُسُلِهِ (٢٨٥)
Artinya: Semuanya
beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan
rasul-rasul-Nya.
Dari ayat diatas kita bisa memahami betapa
pentingnya keberadaan Rasul bagi kehidupan kita, sebab tanpa beliau kita bisa tersesat. Beliau yang
menuntun kita pada kunci keimanan dan ketaqwaan pada Allah, Maka kita wajib
bersyukur atas nikmat ini.
Allah mengutus seorang rasul bagi tiap-tiap umat manusia. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Al-qur’an surah An-Nahl ayat 36
Allah mengutus seorang rasul bagi tiap-tiap umat manusia. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Al-qur’an surah An-Nahl ayat 36
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولا أَنِ
اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ فَمِنْهُمْ مَنْ هَدَى اللَّهُ
وَمِنْهُمْ مَنْ حَقَّتْ عَلَيْهِ الضَّلالَةُ فَسِيرُوا فِي الأرْضِ فَانْظُرُوا
كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُكَذِّبِينَ
Artinya: Dan sungguhnya Kami telah mengutus Rasul pada tiap-tiap
umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah
Thaghut[826] itu", Maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi
petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan
baginya[826]. Maka berjalanlah kamu dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana
kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul).
Orang yang mensyukuri nikmat adalah orang
yang bisa memanfaatkan nikmat tersebut dengan baik sesuai syari’at. Adanya
Rasul termasuk nikmat dari Allah, karena dengan adanya beliau kita sekarang
bisa hidup tentram dan memiliki aturan yang jelas.
2. Dalil Kebenaran Adanya Rasul Allah
Sebagai seorang muslim,kita telah
mengetahui Rasul yang telah diangkat oleh Allah, yang membawa ajaran-ajaran
yang telah Allah berikan kepada mereka
aturan-aturan atau syari’at. Dan mengutus mereka dengan keterangan-keterangan,
serta menguatkannya dengan mukjizat.
Berikut ini dalil-dalil yang menunjukkan bahwa Allah telah mengutus para rasul
baik aqli maupun naqli.
a. Dalil Aqli
1)
Allah menjanjikan pahala bagi hambanya yang
taat dan mengancam siksa bagi hambanya yang maksiat dengan siksa. Maka
diutuslah nabi untuk membimbing umatnya dan memberitahu mana yang baik dan
buruk, mana yang makruf dan mana yang mungkar, sehingga tahu bagaimana yang
harus dilaksanakan dan mana yang harus ditinggalkan.
2)
Supaya rasul dapat berkomunikasi dengan
umat-Nya secara baik dan menyampaikan ajarannya secara maksimal, maka Allah
mengutus rasul-Nya dari kalangan manusia sendiri.
3)
Ketuhanan dan rahmat Allah, keduanya
memerlukan pengutusan utusan-utusan dari-Nya kepada makhlukagar mengenal Tuhan, dan membimbing mereka menuju
kesempurnaan dan kebahagiaan dunia dan akhirat.
4)
Allah SWT
menjadikan makhluk itu untuk beribadah kepada-Nya dan yang seperti ini
memerlukan pemilihan utusan-utusan dan pengutusan mereka, untuk memberikan pendidikan
tata cara peribadatan dan ketaatan kepada-Nya.
5)
Adanya pahala dan siksa itu tergantung
kepada adanya ketaatan dan kemaksiatan.
b. Dalil Naqli
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولا أَنِ
اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ
Artinya: Dan sungguhnya Kami telah mengutus Rasul pada tiap-tiap
umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut
itu", (QS. An Nahl)
اللَّهُ يَصْطَفِي مِنَ الْمَلائِكَةِ رُسُلا وَمِنَ
النَّاسِ إِنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ بَصِيرٌ
Artinya: Allah memilih utusan-utusan-(Nya) dari Malaikat dan
dari manusia; Sesungguhnya Allah Maha mendengar lagi Maha melihat.
إِنَّا أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ كَمَا أَوْحَيْنَا إِلَى
نُوحٍ وَالنَّبِيِّينَ مِنْ بَعْدِهِ وَأَوْحَيْنَا إِلَى إِبْرَاهِيمَ
وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ وَالأسْبَاطِ وَعِيسَى وَأَيُّوبَ
وَيُونُسَ وَهَارُونَ وَسُلَيْمَانَ وَآتَيْنَا دَاوُدَ زَبُورًا .وَرُسُلا
قَدْ قَصَصْنَاهُمْ عَلَيْكَ مِنْ قَبْلُ وَرُسُلا لَمْ نَقْصُصْهُمْ عَلَيْكَ
وَكَلَّمَ اللَّهُ مُوسَى تَكْلِيمًا. رُسُلا
مُبَشِّرِينَ وَمُنْذِرِينَ لِئَلا يَكُونَ لِلنَّاسِ عَلَى اللَّهِ حُجَّةٌ
بَعْدَ الرُّسُلِ وَكَانَ اللَّهُ عَزِيزًا حَكِيمًا.
Artinya: Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu
sebagaimana Kami telah memberikan wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi yang
kemudiannya, dan Kami telah memberikan wahyu (pula) kepada Ibrahim, Isma'il,
Ishak, Ya'qub dan anak cucunya, Isa, Ayyub, Yunus, Harun dan Sulaiman. dan Kami
berikan Zabur kepada Daud.
Dan (kami telah mengutus) Rasul-rasul yang sungguh telah Kami kisahkan
tentang mereka kepadamu dahulu, dan Rasul-rasul yang tidak Kami kisahkan
tentang mereka kepadamu. dan Allah telah berbicara kepada Musa dengan
langsung[381].
(Mereka Kami utus) selaku Rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi
peringatan agar supaya tidak ada alasan bagi manusia membantah Allah sesudah
diutusnya Rasul-rasul itu. dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
[381] Allah berbicara langsung dengan Nabi Musa a.s.
merupakan keistimewaan Nabi Musa a.s., dan karena Nabi Musa a.s. disebut:
Kalimullah sedang Rasul-rasul yang lain mendapat wahyu dari Allah dengan
perantaraan Jibril. dalam pada itu Nabi Muhammad s.a.w. pernah berbicara secara
langsung dengan Allah pada malam hari diwaktu mi'raj.
لَقَدْ أَرْسَلْنَا رُسُلَنَا بِالْبَيِّنَاتِ
وَأَنْزَلْنَا مَعَهُمُ الْكِتَابَ وَالْمِيزَانَ لِيَقُومَ النَّاسُ بِالْقِسْطِ
وَأَنْزَلْنَا الْحَدِيدَ فِيهِ بَأْسٌ شَدِيدٌ وَمَنَافِعُ لِلنَّاسِ
وَلِيَعْلَمَ اللَّهُ مَنْ يَنْصُرُهُ وَرُسُلَهُ بِالْغَيْبِ إِنَّ اللَّهَ
قَوِيٌّ عَزِيزٌ
Artinya: Sesungguhnya Kami telah mengutus Rasul-rasul Kami dengan membawa
bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Al kitab dan neraca
(keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan. dan Kami ciptakan besi
yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia,
(supaya mereka mempergunakan besi itu) dan supaya Allah mengetahui siapa yang
menolong (agama)Nya dan rasul-rasul-Nya Padahal Allah tidak dilihatnya.
Sesungguhnya Allah Maha kuat lagi Maha Perkasa.
الَّذِي لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ
وَالأرْضِ وَلَمْ يَتَّخِذْ وَلَدًا وَلَمْ يَكُنْ لَهُ شَرِيكٌ فِي الْمُلْكِ
وَخَلَقَ كُلَّ شَيْءٍ فَقَدَّرَهُ تَقْدِيرًا
Artinya: yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan
Dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu baginya dalam kekuasaan(Nya),
dan Dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya
dengan serapi-rapinya[1053].
[1053] Maksudnya: segala sesuatu yang dijadikan Tuhan
diberi-Nya perlengkapan-perlengkapan dan persiapan-persiapan, sesuai dengan
naluri, sifat-sifat dan fungsinya masing-masing dalam hidup.
3. Nama-Nama Rasul Dan Sifat-Sifatnya
a. Nama-nama Rasul
Jumlah Nabi dan Rasul sangat banyak, tidak
ada seorangpun yang mengetahui pasti jumlahnya pasti, hal itu karena sebagian
dicantumkan kisahnya dalam Al qur’an dan sebagiannya lagi tidak. Hadits tentang
jumlah Nabi dan Rasul:
Akan tetapi jumlah nabi dan rasul yang
wajib diketahui oleh kaum muslimin yang diterangkan dalam Al-Quran ada 25
orang, mereka itu adalah sebagai berikut.
1) Adam a.s
2) Idris a.s
3) Nuh a.s
4) Hud a.s
5) Sholeh a.s
6) Ibrahim a.s
7) Luth a.s
8) Ismail a.s
9) Ishak a.s
10) Yakub a.s
11) Yusuf a.s
12) Ayyub a.s
13) Zulkifli a.s
14) Su’aib a.s
15) Musa a.s
16) Harun a.s
17) Dawud a.s
18) Sulaiman a.s
19) Ilyas a.s
20) Ilyasa a.s
21) Yunus a.s
22) Zakaria a.s
23) Yahya a.s
24) Isa a.s
25) Muhammad SAW
Di antara para Nabi dan Rasul tersebut di atas ada yang termasuk
Ulul Azmi, karena mereka memiliki keteguhan dan kesabaran yang luar biasa dalam
menjalankan amanat dan mengemban tugas risalah mereka. Sebagaimana dijelaskan
dalam Al Qur’an:
فَاصْبِرْ كَمَا صَبَرَ أُولُو الْعَزْمِ مِنَ الرُّسُلِ
وَلا تَسْتَعْجِلْ لَهُمْ كَأَنَّهُمْ يَوْمَ يَرَوْنَ مَا يُوعَدُونَ لَمْ يَلْبَثُوا
إِلا سَاعَةً مِنْ نَهَارٍ بَلاغٌ فَهَلْ يُهْلَكُ إِلا الْقَوْمُ الْفَاسِقُونَ
Artinya: Maka bersabarlah kamu seperti orang-orang yang
mempunyai keteguhan hati dari Rasul-rasul telah bersabar dan janganlah kamu
meminta disegerakan (azab) bagi mereka. pada hari mereka melihat
azab yang diancamkan kepada mereka (merasa) seolah-olah tidak tinggal (di
dunia) melainkan sesaat pada siang hari. (inilah) suatu pelajaran yang cukup,
Maka tidak dibinasakan melainkan kaum yang fasik.
Nabi dan Rasul yang ulul Azmi itu ada lima,
mereka adalah Nabi Nuh as, Nabi Ibrahim a.s, Nabi Musa a.s Nabi Isa a.s, dan
Nabi Muhammad SAW. Sesuai dengan QS Al-Ahqaf :7
وَإِذَا تُتْلَى عَلَيْهِمْ آيَاتُنَا بَيِّنَاتٍ قَالَ
الَّذِينَ كَفَرُوا لِلْحَقِّ لَمَّا جَاءَهُمْ هَذَا سِحْرٌ مُبِينٌ
Artinya: Dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat Kami yang
menjelaskan, berkatalah orang-orang yang mengingkari kebenaran ketika kebenaran
itu datang kepada mereka: "Ini adalah sihir yang nyata".
4. Sifat-sifat Rasul Allah
Dalam
menyampaikan risalahnya, seorang rasul selain dibekali dengan wahyu Allah, para
rasul sebagai orang yang terpilih juga dibekali dengan sifat-sifat khusus, yang
terbagi jadi tiga macam, yaitu sifat wajib, sifat mustahil dan sifat jaiz.
Macam-macam
sifat rasul sebagai berikut:
a.
Sifat Wajib
Sifat Wajib bagi Rasul adalah sifat yang wajib harus
dan pasti dimiliki oleh seorang rasul. Adapun sifat-sifat wajib itu ada empat :
1)
Siddiq (benar)
2)
Amanah (dapat dipercaya)
3)
Tablig (Menyampaikan)
4)
Fathonah (cerdas)
b.
Siat Mustahil
Sifat mustahil bagi rasul adalah sifat yang tidak
boleh dan tidak mungkin terdapat pada diri seorang rasul. Adapun sifat sifat
yang mustahil dimiliki oleh rasul ada empat :
1)
Kidzib (berdusta)
2)
Khianat ( tidak dapat dipercaya)
3)
Khitman (menyembunyikan)
4)
Baladah ( bodoh)
c.
Sifat Jaiz
I’rodhul Basyariyah. Sifat jaiz bagi rasul adalah
sifat-sifat rasul yang juga terdapat atau dimiliki oleh manusia pada umumnya
seperti makan, minum, berkeluarga, bekerja, dan sebagainya.
5.
Perilaku Yang Mencerminkan Beriman Kepada Rasul
Allah SWT.
Keimanan kepada Rasul harus dapat
diwujudkan secara nyata dalam kehidupan sehari-hari. Dalam mencerminkan
keimanan kepada rasul. Adapun perilaku yang mencerminkan keimanan kepada rasul
adalah sebagai berikut:
a. Tidak boleh membedakan antara rasul yang satu dan yang lainnya.
Maksudnya kita wajib mengimani bahwa semua
rasul Allah SWT adalah benar-benar utusan Allah SWT serta meyakini bahwa Nabi
Muhammad Saw adalah rasul terakhir sampai hari kiamat nanti.
قُولُوا آمَنَّا بِاللَّهِ وَمَا
أُنْزِلَ إِلَيْنَا وَمَا أُنْزِلَ إِلَى إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ
وَيَعْقُوبَ وَالأسْبَاطِ وَمَا أُوتِيَ مُوسَى وَعِيسَى وَمَا أُوتِيَ
النَّبِيُّونَ مِنْ رَبِّهِمْ لا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْهُمْ وَنَحْنُ لَهُ
مُسْلِمُونَ
Artinya: Katakanlah (hai orang-orang mukmin): "Kami beriman kepada
Allah dan apa yang diturunkan kepada Kami, dan apa yang diturunkan kepada
Ibrahim, Isma'il, Ishaq, Ya'qub dan anak cucunya, dan apa yang diberikan kepada
Musa dan Isa serta apa yang diberikan kepada nabi-nabi dari Tuhannya. Kami
tidak membeda-bedakan seorangpun diantara mereka dan Kami hanya tunduk patuh
kepada-Nya".
b. Mengikuti ajarannya dengan sepenuh hati.
c. membiasakan diri berlaku jujur terhadap siapapun.
d. berusaha untuk dapat menyampaikan amanah kepada yang berhak menerimanya.
e. Memiliki etos kerja yang baik, melaksanakan tugas yang yang dipikul pada
dirinya, dan sesuai kemampuan yang dimiliki secara maksimal.
f. Berperilaku sesuai syari’at islam akan melahirkan akhlaq yang baik pada
diri seseorang.
g. Berusaha untuk memiliki kepekaan dalam menghadapi persoalan sehingga
dapat mengatasi secara tepat, baik, dan sesuai pertimbangan akal sehat.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
a.
Iman kepada Rasul Allah adalah percaya
dengan sepenuh hati bahwa Allah telah mengutus Rasul-Rasul-NYA agar
menyampaikan wahyu Allah pada manusia serta mengajak pada kebaikan dan jalan
yang diridhoi Allah.
b.
Beriman kepada Rasulallah hukumnya wajib.
Sesuai dengan firman-Nya dalam QS.
Al-Baqarah/2 ayat 285)
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ
وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ
Artinya: Dan sungguhnya Kami telah mengutus Rasul
pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan
jauhilah Thaghut itu", (QS. An Nahl)
1) Sifat wajib Rasullullah
a) Siddiq
b) Amanah
c) Tablig
d) Fathonah
2) Sifat Mustahil Rasullullah
a) Kizib
b) Khianat
c) Kitman
d) Baladah
3) Sifat Jaiz Rasullullah
I’radhul Basyariyah.
c.
Perilaku Yang Mencerminkan Beriman Kepada
Rasul Allah SWT
1)
Mengikuti ajarannya dengan sepenuh hati.
2) membiasakan diri berlaku jujur
terhadap siapapun.
3) berusaha untuk dapat menyampaikan amanah kepada yang berhak menerimanya.
4) Memiliki etos kerja yang baik, melaksanakan tugas yang yang dipikul pada
dirinya, dan sesuai kemampuan yang dimiliki secara maksimal.
5) sesuai syari’at islam akan melahirkan akhlaq yang baik pada diri
seseorang.
6) Berusaha untuk memiliki kepekaan dalam menghadapi persoalan sehingga
dapat mengatasi secara tepat, baik, dan sesuai pertimbangan akanl sehat.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat,Junaidi. Ayo memahami
aqidah dan akhlak untuk MTs/SMP islam kelas VIII . Jakarta: Penerbit
Erlangga. 2009.
Tim penyusun Mts. Aqidah Akhlaq untuk MTs. Nganjuk: Jawa
Pos. 2014.
Hanafiah dkk. Aqidah Akhlaq untuk MTs. Klaten: Sinar
mandiri. 2006
Team penulis TAQWA. Aqidah akhlak
8 Madrasah Tsanawiyah. Sragen: Akik Pustaka. 2010.
Komentar
Posting Komentar